PEKANBARU, LIPO - PT XLSMART Telecom Sejahtera Tbk (XLSMART), induk usaha XL Axiata, mencatat kinerja positif sepanjang kuartal pertama 2025, meski menghadapi sejumlah tantangan eksternal dan internal. Perseroan berhasil membukukan pendapatan sebesar Rp 8,6 triliun, tumbuh 2 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/YoY).
Laba bersih setelah pajak tercatat sebesar Rp 388 miliar, dengan EBITDA sebesar Rp 4,32 triliun dan margin EBITDA mencapai 50,2 persen.
Presiden Direktur & CEO XLSMART, Rajeev Sethi, mengatakan pencapaian tersebut diperoleh di tengah kompetisi industri yang semakin ketat, lemahnya daya beli masyarakat, serta mobilitas yang menurun menjelang libur Lebaran.
“Selain tantangan eksternal, kami juga tengah fokus menyelesaikan proses penggabungan bisnis dengan Smartfren. Namun kami bersyukur masih mampu mencatatkan pertumbuhan yang sehat, meraih profitabilitas, dan menyelesaikan merger sesuai rencana,” ujarnya dalam siaran persnya, Selasa 6 Mei 2025.
Rajeev menambahkan, kinerja positif ini ditopang oleh stabilnya pertumbuhan bisnis mobile dan strategi pengembangan Fixed Mobile Convergence (FMC). Jumlah pelanggan mobile meningkat sebesar 1,2 juta secara tahunan, sementara pelanggan layanan fixed broadband (FBB) stabil di atas 1 juta pelanggan. Total pelanggan XL Axiata hingga akhir Maret 2025 mencapai 58,8 juta, dengan pendapatan rata-rata per pengguna (ARPU) campuran di kisaran Rp 40 ribu.
Kontribusi layanan data dan digital terhadap total pendapatan juga sangat dominan, mencapai lebih dari 91 persen. Selain itu, strategi digitalisasi berhasil menekan biaya penjualan dan pemasaran. Meskipun beberapa komponen biaya lain seperti interkoneksi dan beban regulasi meningkat, pertumbuhan total beban operasional tetap lebih rendah dari pertumbuhan pendapatan.
Transformasi digital perusahaan juga menunjukkan hasil positif, khususnya melalui aplikasi MyXL dan AXISNet yang digunakan aktif oleh lebih dari 35,7 juta pelanggan. Pertumbuhan pengguna aktif bulanan (monthly active users/MAU) mencapai 18 persen secara tahunan. Aplikasi ini menyumbang peningkatan pendapatan hingga 21 persen, antara lain melalui fitur personalisasi seperti XL Circle.
“Strategi berbasis data dan personalisasi layanan menjadi kunci pertumbuhan kami. Ini juga tercermin dari peningkatan skor net promoter score (NPS), yang mendorong loyalitas pelanggan dan penggunaan layanan,” tambah Rajeev.
Dari sisi keuangan, XL Axiata katanya dalam kondisi sehat. Total utang bruto tercatat Rp 13,1 triliun dengan rasio net debt to EBITDA sebesar 2,51 kali. Utang bersih berada di angka Rp 11,6 triliun, tanpa eksposur terhadap utang berdenominasi dolar AS. Sebanyak 64 persen pinjaman memiliki suku bunga mengambang dan sisanya suku bunga tetap. Free cash flow (FCF) juga tumbuh signifikan sebesar 28 persen menjadi Rp 3,08 triliun.*****