Berkolaborasi dengan YKAKI dan C3Fest, Mahasiswa Ilmu komunikasi Unri Gelar Webinar Nasional Kanker pada Anak

Berkolaborasi dengan YKAKI dan C3Fest, Mahasiswa Ilmu komunikasi Unri Gelar Webinar Nasional Kanker pada Anak
Foto bersama usai Webinar Nasional yang dilaksanakan, Selasa, 10/6/2025./isst

PEKANBARU, LIPO - Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Riau (Unri) berkolaborasi dengan YKAKI dan C3Fesylt menggelar Webinar Nasional yang dilaksanakan, Selasa, 10/6/2025.

Webinar  mengangkat tema  Kanker pada Anak, Gejala dan Tanda Dini serta Konflik: Memahami dan Mengatasinya dimulai pukul 08.00 WIB secara daring melalui Zoom Meeting dengan konsep nonton bareng secara hybrid, di mana perangkat utama kegiatan terpusat di masing-masing cabang Yayasan Kasih Anak Kanker Indonesia (YKAKI).  

Kegiatan di cabang Pekanbaru digelar di Laboratorium Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Riau. Kegiatan ini berkolaborasi bersama Event Organizer C3Festival Ilmu Komunikasi.

Setelah pembukaan dengan pembacaan doa, panitia membagikan brosur edukasi mengenai kanker kepada peserta dan melakukan sesi foto bersama. 
Setelah sesi foto bersama, acara dilanjutkan dengan sambutan dari Kelurahan Cipete Utara.

Menekankan pentingnya deteksi dini sebagai langkah krusial dalam upaya pencegahan dan penanganan kanker pada anak.

“Anak-anak adalah harapan bangsa, kesehatan mereka adalah prioritas utama. Harapannya, ilmu yang disampaikan hari ini dapat membawa manfaat tidak hanya untuk keluarga, tapi juga untuk lingkungan sekitar seperti tetangga, kader, dan PKK di wilayah masing-masing,” ujar Supriyanto S.STP., M.Si selaku lurah Cipete Utara.

Pendiri Yayasan Kasih Anak Kanker Indonesia (YKAKI) menyampaikan apresiasi atas partisipasi seluruh cabang, termasuk cabang Pekanbaru yang melaksanakan kegiatan secara hybrid bersama Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Riau.

Dalam sambutannya, beliau menekankan bahwa anak-anak yang menderita kanker berhak mendapatkan pengobatan dan perawatan terbaik. YKAKI hadir di berbagai daerah melalui rumah singgah yang dapat menampung anak-anak dari provinsi lain, tanpa dipungut biaya. Cukup dengan melengkapi administrasi.

YKAKI juga menyediakan pendidikan formal bagi anak-anak dari usia balita hingga 18 tahun, bekerja sama dengan rumah sakit dan sekolah asal, agar anak-anak tetap bisa belajar dan mengikuti ujian.

“Kami ingin anak-anak ini tetap punya harapan, tetap belajar, dan tetap memiliki masa depan. Di sinilah peran kita hadir, untuk memastikan mereka tidak tertinggal meski sedang menjalani pengobatan,” ujar Ira Soelistyo pendiri sekaligus ketua YKAKI.

Acara dipandu Khairun Nissa sebagai moderator membahas Kanker pada Anak, Gejala dan Tanda Dini serta Konflik: Memahami dan Mengatasinya bersama  dr. Mururul Aisyi, Sp.A (K). Dokter Spesialis Anak Konsultan RS Kanker Dharmai Membawakan materi tentang kanker anak dan tatalaksana terkini di Indonesia.  

Dalam sesi materi utama, peserta mendapatkan pemahaman mendalam mengenai kanker anak dan pentingnya deteksi dini yang disampaikan dr. Mururul Aisyi, Sp.A (K). Dokter Spesialis Anak

Konsultan RS Kanker Dharmai memaparkan data dari Global Initiative for Childhood Cancer (WHO) yang menekankan bahwa keberhasilan pengobatan kanker pada anak sangat bergantung pada deteksi dini dan penanganan yang tepat.

Terdapat dua jenis utama kanker pada anak, yakni kanker cair dan kanker padat (solid tumor).
Salah satu contoh kanker cair yang paling umum adalah leukemia, yaitu kanker darah yang menyerang sumsum tulang, tempat produksi sel darah.

Ketika sel kanker mendesak produksi sel darah sehat, gejala awal yang muncul meliputi anemia (ditandai dengan pucat), mudah terkena infeksi karena penurunan jumlah sel darah putih (ditandai dengan demam atau panas), serta perdarahan yang tidak biasa karena terganggunya produksi trombosit.

Beliau menekankan bahwa ketiga gejala ini kerap tidak disadari sebagai gejala serius oleh orang tua, sehingga edukasi sangat penting dilakukan.

Sementara itu, kanker padat memiliki gejala yang berbeda dan muncul tergantung lokasi tumor. Tumor otak pada anak usia di atas lima tahun dapat ditandai dengan sakit kepala hebat, disertai kejang atau gangguan tidur.

Jenis lain seperti limfoma bisa dikenali dari pembengkakan di kelenjar getah bening. Sedangkan osteosarkoma kanker tulang yang umum terjadi pada usia sekitar 10 tahun, sering ditandai dengan benjolan pada tulang yang terasa nyeri.

Untuk bayi dan balita, nefroblastoma atau kanker ginjal dapat dikenali dari benjolan di perut.

”Pemahaman lebih baik tentang tanda dan gejala awal kanker pada anak perlu, agar bisa segera membawa anak ke fasilitas kesehatan untuk mendapatkan penanganan dini. Semakin cepat kanker terdeteksi, semakin besar pula peluang anak untuk mendapatkan kualitas hidup yang baik dan harapan sembuh yang tinggi.” Ujar dr. Mururul Aisyi, Sp.A (K).

Beranjak ke materi kedua pada pukul 09.25 WIB, konselor dari Cita YKAKI membawakan sesi bertema konflik dengan menekankan pentingnya memahami apa, mengapa, dan bagaimana konflik terjadi.

Materi ini dibuka dengan penjelasan bahwa konflik tidak selalu bersifat negatif, karena dapat meningkatkan kepercayaan diri dan memperluas wawasan. Namun, konflik yang tidak terselesaikan bisa menimbulkan frustasi, kelelahan emosional, hingga merusak hubungan.

Pemateri juga memutar video animasi tentang hewan yang awalnya berseteru namun akhirnya bekerja sama karena saling memahami. Sesi ini ditutup dengan ajakan untuk memahami diri sendiri dan orang lain, serta diskusi tanya jawab antara audiens dan narasumber.

Kegiatan edukatif ini merupakan bagian dari kolaborasi antara Yayasan Kasih Anak Kanker Indonesia (YKAKI) Cabang Pekanbaru dengan C3Fest (Communication Creative Charity Festival), sebuah festival amal yang diselenggarakan oleh mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Riau pada tanggal 19 Juni-21 Juni 2025 di Riau Creativ Hub.

Melalui kegiatan ini, YKAKI Cabang Pekanbaru bersama C3Fest berharap dapat menumbuhkan kesadaran lebih luas mengenai pentingnya deteksi dini kanker pada anak serta peran aktif masyarakat dalam menciptakan lingkungan yang suportif bagi para penyintas.

Kolaborasi ini menjadi langkah nyata bahwa edukasi dan empati bisa berjalan beriringan, membuka harapan baru bagi masa depan anak-anak Indonesia yang lebih sehat dan bermakna.
Penulis : Tim C3Festival oleh Rias Smith Veraldha.(***)

Ikuti LIPO Online di GoogleNews

#Webinar

Index

Berita Lainnya

Index