Ferizal Ridwan: Masih ada destinasi wisata lain

Eksotisme Objek Wisata Kapalo Banda Tergilas Kemarau Panjang

Eksotisme Objek Wisata Kapalo Banda Tergilas Kemarau Panjang
Objek wisata Kapalo Banda di Kecamatan Harau, Kabupaten Limapuluh Kota, Sumatera Barat (Sumbar)Liputanoke/Perismon
Limapuluh Kota, Lipo-Temaram mentari senja tampak menyumbul dibalik pebukitan nan hijau di kawasan objek wisata Kapalo Banda, Kecamatan Harau, Kabupaten Limapuluh Kota, Sumatera Barat (Sumbar), Selasa petang (4/10/2016).

Canda tawa tiga orang anak tengah bermandi di tepian sungai memecah kesunyian di kawasan yang dirundung kemarau panjang itu. Percikan air pun terdengar saling menghempas bebatuan kecil di aliran bendungan sungai.

Kemarau panjang yang melanda Kabupaten Limapuluh Kota, Sumatera Barat (Sumbar) memang terbilang berkepanjangan. Kondisi ini membuat objek wisata wisata Kapalo Banda sepi pengunjung.

Wisata bendungan yang diapit perbukitan hijau tampak kering dan gersang. Aliran air sungai jernih yang dulu menutupi bendungan kini berganti dengan hamparan batuan kerikil sepanjang mata memandang.

Menurut warga tempatan, kondisi kemarau ini sudah berlangsung hampir tiga bulan. Objek wisata Kapalo Banda tidak hanya menjadi persingahan favorit bagi masyarakat Kabupaten Limapuluh Kota, Payakumbuh dan sekitarnya.

Warga asal luar kota seperti Padang, Pekanbaru dan daerah lainnya juga kerap mengunjunggi Kapalo Banda setiap akhir pekan. Objek wisata ini juga dilengkapi dengan rakit bambu tradisional yang bisa digunakan pengunjung untuk menyusuri hulu sungai.

Untuk menaiki rakit bambu, pengunjung hanya dikutip biaya sekitar Rp10-15 ribu. Biasanya objek wisata ini disambangi ratusan pengunjung.  Sejak kemarau panjang melanda, jumlah pengunjung yang datang ke kawasan wisata Kapalo Banda hanya berbilang jari.  

Kini puluhan rakit bambu tradisional hanya tampak ditambatkan warga di tepi sungai sembari berharap musim kemarau segera berakhir.

Destinasi Pariwisata Alternatif

Wakil Bupati Kabupaten Limapuluh Kota, Ferizal Ridwan mengakui kondisi kemarau panjang yang terjadi ini sangat mempengaruhi sektor kepariwisataan di kabupaten ini.

"Tidak hanya di Kapalo Banda yang berdampak, tetapi juga di kawasan-kawasan wisata lainnya, seperti di Lembah Harau yang sudah lama juga kekurangan debit air, bahkan air terjun di harau juga sudah tak mengalir," ujar Ferizal Ridwan saat dihubungi Liputanoke.

Dengan kondisi seperti ini, Ferizal mengaku pemerintah daerah dibawah kepemimpinan Bupati Irfendi Arbi harus mencari cara-cara lain guna menjual kepariwisataan Limapuluh Kota, apalagi sektor pariwisata merupakan salah satu andalan dalam visi misi pasangan Irfendi Arbi - Ferizal Ridwan yang baru dilantik pada bulan Februari lalu.

"Bupati Irfendi sudah memberikan arahan kepada saya untuk mencarikan alternatif lain, supaya para pengunjung atau wisatawan tetap datang ke Limapuluh Kota, karena destinasi wisata di Limapuluh Kota bukan hanya wisata air dan alam, tapi juga ada wisata sejarah dan wisata budaya," sambung Wakil Bupati yang biasa juga dipanggil dengan Fery Buya ini.

"Namun jika para wisatawan masih ingin menikmati wisata dengan pemandangan keindahan alam dan bermain air, Limapuluh Kota masih memiliki destinasi yang tidak kalah indah dari Harau dan Kapalo Banda, yaitu Air Terjun Lubuk Bulan di Kecamatan Mungka dan Air Terjun Lubuk Batang di Kecamatan Kapur IX.

"Saya jamin para wisatawan akan terpuaskan jika datang ke tempat-tempat tersebut," tutup Ferizal.

Fery Buya menambahkan, ada juga destinasi wisata alternatif seperti, Benteng Tuanku Nan Garang, situs purbakala  Menhir Maek, Kecamatan Bukit Barisan, Batu Talempong dan Museum dan Rumah kelahiran Tan Malaka di Kecamatan Gunuang Omeh dan wisata sejarah lainnya.

Nah Anda masih penasaran dengan ragam destinasi wisata di Kabupaten Limapuluh Kota? Ayo wisata ke Kabupaten Limapuluh Kota dan Anda akan disambut dengan keramahan warganya.  
(Lipo*2)       

Ikuti LIPO Online di GoogleNews

Berita Lainnya

Index