PEKANBARU, LIPO-Ternyata, lima terduga teroris yang diamankan Detasemen Khusus Antiteror 88 Mabes Polri, Rabu (24/10) kemarin, masih berada di Pekanbaru. Kelimanya yang tergabung dalam Jamaah Ansharut Daulah, dan diduga terlibat dalam aksi teror di Jambi, masih menjalani pemeriksaan intensif di Mako Brimob Polda Riau.
Adapun kelima terduga teroris itu, yakni YH alias Abu Zaid (42), warga Jalan Mangga Besar 3 Nomor 91 Tangkerang Timur Kecamatan Raya. AZ diringkus saat berada di sebuah minimarket di Jalan Bukit Barisan Pekanbaru, sekitar pukul 06.00 WIB.
Selanjutnya, W alias Abu Afif (42) dan BST alias Abu Ibrohim (31), keduanya merupakan warga Perumahan Pandau Permai Jalan Giam XII Desa Pandau Jaya, Kecamatan Siak Hulu, Kampar, dan diamankan saat berada di Jalan Kopkar Raya, Perumahan Pandau Permai, sekitar pukul 07.15 WIB. Abu Afif sendiri diduga sebagai amir atau pemimpin JAD Pekanbaru.
Lalu, H alias Abu Buchori diringkus pada pukul 10.30 WIB, saat berada di sebuah rumah di Perumahan Griya Taman Anggrek Rambah Jaya, Kubang Raya, Kecamatan Siak Hulu, Kampar. Terakhir, NK alias Abu Aisha, warga Perumahan Griya Kencana Jalan Kubang Raya kilometer 5 Desa Kualu, Kecamatan Tambang, Kampar, yang diringkus pada pukul 12.30 WIB.
Menurut Kabid Humas Polda Riau, Kombes Pol Guntur Aryo Tejo, JAD diduga berafiliasi dengan Islamic State of Iraq and Syria karena berhubungan dengan Bahrun Naim. Ada beberapa sasaran dalam gerakan radikan ini, salah satunya menyerang kantor polisi.
"Kan ada beberapa jaringan. Polanya ada yang menyerang polisi, ada yang lainnya. Masih didalami, dan pada intinya ingin mendirikan negara sistem khilafah," ungkap Guntur, Rabu (25/10).
Terkait adanya lokasi pelatihan menembak di Kabupaten Kampar, tepatnya di wilayah Gema, Kecamatan Kampar Kiri, Kabupaten Kampar, Guntur menyebut masih didalami Densus 88. Dan Guntur menyebut setiap daerah memang ada basis latihan gerakan radikal.
"Ada beberapa daerah. Ada latihan menembak dan ada merakit bom, daerah itu masih ditelusuri petugas," sebut mantan Kapores Pelalawan itu.
Guntur belum mendapat informasi dari Densus apakah ada anggota JAD lainnya di Riau. Dia menyebut Densus masih menginterogasi 5 terduga teroris yang diamankan di Kampar dan Kota Pekanbaru pada 24 Oktober 2017 pagi hingga siang.
‎Terkait keberadaan terduga teroris di Riau, Guntur mengharapkan kerjasama semua lapisan masyarakat dalam mengantisipasinya. Terutama di tingkatan desa, mulai dari RW hingga RT, karena langsung berhubungan dengan warga.
"Kalau ada yang mencurigakan segera laporkan. Jangan biarkan gerakan ataupun paham radikal berkembang di tengah masyarakat," imbau Guntur.
Guntur belum mengetahui kapan 5 terduga itu dibawa ke Jakarta untuk penyidikan selanjutnya. Guntur menyebut tim Densus masih berada di Riau melakukan pengembangan dari penangkapan kelimanya.(lipo*3/net)
Adapun kelima terduga teroris itu, yakni YH alias Abu Zaid (42), warga Jalan Mangga Besar 3 Nomor 91 Tangkerang Timur Kecamatan Raya. AZ diringkus saat berada di sebuah minimarket di Jalan Bukit Barisan Pekanbaru, sekitar pukul 06.00 WIB.
Selanjutnya, W alias Abu Afif (42) dan BST alias Abu Ibrohim (31), keduanya merupakan warga Perumahan Pandau Permai Jalan Giam XII Desa Pandau Jaya, Kecamatan Siak Hulu, Kampar, dan diamankan saat berada di Jalan Kopkar Raya, Perumahan Pandau Permai, sekitar pukul 07.15 WIB. Abu Afif sendiri diduga sebagai amir atau pemimpin JAD Pekanbaru.
Lalu, H alias Abu Buchori diringkus pada pukul 10.30 WIB, saat berada di sebuah rumah di Perumahan Griya Taman Anggrek Rambah Jaya, Kubang Raya, Kecamatan Siak Hulu, Kampar. Terakhir, NK alias Abu Aisha, warga Perumahan Griya Kencana Jalan Kubang Raya kilometer 5 Desa Kualu, Kecamatan Tambang, Kampar, yang diringkus pada pukul 12.30 WIB.
Menurut Kabid Humas Polda Riau, Kombes Pol Guntur Aryo Tejo, JAD diduga berafiliasi dengan Islamic State of Iraq and Syria karena berhubungan dengan Bahrun Naim. Ada beberapa sasaran dalam gerakan radikan ini, salah satunya menyerang kantor polisi.
"Kan ada beberapa jaringan. Polanya ada yang menyerang polisi, ada yang lainnya. Masih didalami, dan pada intinya ingin mendirikan negara sistem khilafah," ungkap Guntur, Rabu (25/10).
Terkait adanya lokasi pelatihan menembak di Kabupaten Kampar, tepatnya di wilayah Gema, Kecamatan Kampar Kiri, Kabupaten Kampar, Guntur menyebut masih didalami Densus 88. Dan Guntur menyebut setiap daerah memang ada basis latihan gerakan radikal.
"Ada beberapa daerah. Ada latihan menembak dan ada merakit bom, daerah itu masih ditelusuri petugas," sebut mantan Kapores Pelalawan itu.
Guntur belum mendapat informasi dari Densus apakah ada anggota JAD lainnya di Riau. Dia menyebut Densus masih menginterogasi 5 terduga teroris yang diamankan di Kampar dan Kota Pekanbaru pada 24 Oktober 2017 pagi hingga siang.
‎Terkait keberadaan terduga teroris di Riau, Guntur mengharapkan kerjasama semua lapisan masyarakat dalam mengantisipasinya. Terutama di tingkatan desa, mulai dari RW hingga RT, karena langsung berhubungan dengan warga.
"Kalau ada yang mencurigakan segera laporkan. Jangan biarkan gerakan ataupun paham radikal berkembang di tengah masyarakat," imbau Guntur.
Guntur belum mengetahui kapan 5 terduga itu dibawa ke Jakarta untuk penyidikan selanjutnya. Guntur menyebut tim Densus masih berada di Riau melakukan pengembangan dari penangkapan kelimanya.(lipo*3/net)