Dentuman Keras di Lokasi Semburan Gas Bercampur Material Lumpur Kagetkan Warga

Dentuman Keras di Lokasi Semburan Gas Bercampur Material Lumpur Kagetkan Warga
Gas Bercampu Material Lumpur/Int
LIPO - Semburan gas dan lumpur diareal sebuah pesantren di Pekanbaru terus terjadi. Bahkan, kian mengkwatirkan. Santri-santri pun diungsikan agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan. 

Lokasi semburan gas ini tidak jauh dari sebuah perusahaan perusahaan gas Energi Mega Persada (EMP) Bentu. 

Saat ini Pemrov Riau telah mendirikan posko tak jauh dari lokas semburan gas dan lumpur tersebut.

Jumat malam (05/02/21), sekitar pukul 20.00 Wib, warga sekitar mendengar ledakan keras. Ternyata aliran lumpur keluar dari dalam lobang tersebut. Ledakan itu mengakibatkan batu-batu dari dalam tanah berterbangan. 

Kondisi bangunan pesantren sudah luluh lantak dan tidak bisa digunakan lagi. Sebagian atap sudah roboh akibat tertimpa batu dan debu berwarna abu-abu mirip abu vulkanik. Sebagian bangunan lainnya ada yang masih utuh namun tertutupi debu. Di dalam gedung juga bertaburan batu warna abu-abu yang terbentuk dari debu itu. 


Jalanan sekitaran pesantren tidak lagi kuning seperti sedia kala. Kini, warna abu-abu mendominasi bangunan, jalanan, serta pepohonan di sekitaran semburan gas. Pohon sawit dengan jarak puluhan meter dari sumur gas juga mati. 

Jarak antara lokasi lubang gas yang bersumber dari pengeboran sumur itu milik pesantren itu tak jauh dari sumur gas milik perusahaan EMP Bentu. Tampak plang bertuliskan berbahaya yang dipasang pihak perusahaan di sekitaran lokasi.

Tria (26), salah satu warga yang berdomisli tak jauh dari sumur gas mengaku kaget mendengar ledakan pada Kamis (4/2) malam sekitaran pukul 20.00 Wib.

"Kami dengar ledakan semalam kuat kali, dari habis shalat Isya, sampai tengah malam. Kuat lah kayak merecon, batu-batu itu ke atas, makanya kami gak tidur sini, takut meledak," kata Tria.


Tria bersama keluarganya terpaksa mengungsi sejak malam tadi ke rumah saudaranya yang jauh dari lokasi. Mereka berharap pemerintah dan perusahaan gas yang beroperasi di sekitar lokasi segera menyelesaikan persoalan gas tersebut.

"Kami ramai-ramai mengungsi karena takut. Kami ke rumah saudara, kalau rumah kami dekat di sini. Mudah-mudahan pemerintah cepat menyelesaikan masalah ini," harapnya.

Tria sempat merasa sesak nafas akibat debu-debu yang berterbangan ke dalam rumahnya. Dia khawatir kejadian itu berakibat fatal bagi keluarganya dan warga lainnya.

"Tadi malam nafas kami sesak juga karena debunya ngeri kali. Sampai sekarang kami masih menggungsi. Ada sekitar 10 KK (Kepala Keluarga) kami mengungsi," katanya. (*1/***)

Ikuti LIPO Online di GoogleNews

Berita Lainnya

Index