Prsiapkan Bagansiapiapi Riau untuk Pelabuhan Perikanan Terintegrasi, Ini Langkah KKP

Prsiapkan Bagansiapiapi Riau untuk Pelabuhan Perikanan Terintegrasi,  Ini Langkah KKP
Ilustrasi: Integrated Fishing Port & International Fish Market (Dok Humas KKP)
PEKANBARU, LIPO - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mendukung percepatan pembangunan infrastruktur dalam pengembangan wilayah Provinsi Riau, khususnya dalam pembangunan Integrated Fishing Port & International Fish Market di Kota Bagansiapiapi. Adapun sejumlah langkah strategis dilakukan oleh KKP untuk melancarkan program tersebut.

Hal ini disampaikan oleh Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono dalam rapat koordinasi lintas sektor yang dipimpin oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan secara daring, Rabu (28/7/2021).

“Tugas KKP di sini adalah untuk mempersiapkan Pelabuhan Perikanan Bagansiapiapi yang akan menjadi Integrated Fishing Port & International Fish Market. Kami sedang mengkaji dari sisi jumlah ikan di sana yang sangat layak untuk kemudian bisa diturunkan (ikan hasil tangkapan) di situ,” ucap Menteri Trenggono dalam paparannya.

Berdasarkan hasil kajian, KKP menilai Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia (WPPNRI) 571 yang meliputi Perairan Laut Andaman dan Selat Malaka di mana Provinsi Riau masuk ke dalamnya sudah masuk ke dalam zona merah (overfishing). Sehingga langkah strategis yang akan ditempuh oleh KKP adalah menggeser wilayah penangkapan ke WPP 572 (meliputi Perairan Samudera Hindia sebelah Barat Sumatera dan Selat Sunda) dan WPP 711 (meliputi Perairan Selat Karimata, Laut Natuna, Laut Natuna Utara) yang mana pada wilayah tersebut jumlah ikan masih banyak.

“Kemudian kita akan menggeser penangkapan ke (WPP) 711. Ternyata WPP 711 itu jumlah ikannya cukup besar karena itu memang ikan-ikan dari wilayah Laut Natuna Utara yang lari ke wilayah sini. WPP 571 sudah merah kemudian kita akan geser ke WPP 572 sehingga Integrated Fish Port & International Fish Market ini nantinya harapan kita akan menjadi bagus,” Menteri Trenggono menjelaskan.

Studi kelayakan sendiri akan dilakukan pada awal tahun 2022 dikarenakan pada saat ini kondisi pandemi COVID-19 masih cukup tinggi di Indonesia. Menteri Trenggono pun berharap studi kelayakan dapat dipercepat sehingga proses pembangunan Integrated Fishing Port & International Fish Market dapat segera dilaksanakan.

Kota Bagansiapiapi merupakan Ibu Kota Kabupaten Rokan Hilir yang berada di Kecamatan Bangko. Wilayahnya yang memiliki sejarah kekayaan laut yang melimpah menjadikan kota ini menjadi salah satu target pembangunan Integrated Fishing Port & International Fish Market demi mengembalikan masa kejayaannya dengan infrastruktur yang lebih baik.

“Maka dari itu kami all out karena ikannya sudah mulai menipis, kami geser ke WPP 711 dan 572 karena cukup besar potensi di situ. Dan itu (Integrated Fishing Port & International Fish Market) akan menghidupkan kembali era-era kejayaan Bagansiapiapi,” ucap Menteri Trenggono.

Dalam kesempatan tersebut Menteri Trenggono juga berpesan kepada Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono untuk berkoordinasi lebih lanjut terkait irigasi tambak agar dapat didiskusikan bersama pembuatan model desainnya sehingga tidak mencemari lingkungan ruang laut.

“Nanti koordinasi kembali untuk pembangunan irigasi tambak karena ini menjadi bagian dari perencanaan ruang laut. Tidak boleh tercemar lautnya, Pak. Sehingga nanti desainnya bisa diskusi dengan kami,” tutup Menteri Trenggono.(lipo*3/mcr)

Ikuti LIPO Online di GoogleNews

Berita Lainnya

Index