Presiden Nyeletuk, Pontang Panting Cari Dana Malah Diendapkan di Bank, Keliru Besar!

Presiden Nyeletuk, Pontang Panting Cari Dana Malah Diendapkan di Bank, Keliru Besar!
Presiden Jokowi saat Membuka Rakornas Investasi 2022 di The Ritz-Carlton, Jakarta/F: BPMI Setpres/Rusman

LIPO - Presiden Jokowi memerintahkan Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian untuk melakukan pengecekan terkait rendahnya realisasi anggaran di daerah. 

Karena berdasarkan data dari Menteri Keuangan, hingga akhir Oktober 2022 informasi yang diterima Presiden Jokowi dana pemerintah yang mengendap di bank mencapai mencapai Rp278,83 triliun.

Kondisi tersebut membuat Jokowi gerah, karena dana yang tersimpan tersebut jauh lebih besar dari periode sebelumnya di tahun lalu yang hanya kisaran Rp210-220 triliun.

"Ini mengenai APBD, karena mumpung ada gubernur, bupati, wali kota, ini saya ingatkan, kita ini mencari uang dari luar agar masuk, terjadi perputaran uang yang lebih meningkat, tetapi uang kita sendiri yang ditransfer dari Menteri Keuangan ke daerah-daerah justru nggak dipakai," ujar Presiden Jokowi saat membuka Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Investasi Tahun 2022 di The Ritz-Carlton, Jakarta, Rabu (30/11/2022) pagi.

Presiden menyampaikan, realisasi dari dana tersebut akan memicu perekonomian daerah di tengah situasi yang sulit saat ini.

"Kita ini cari investasi agar dapat arus modal masuk, yang sudah ada di kantong nggak dipakai, ya percuma. Rp278 triliun gede banget lho, gede banget, besar sekali. Ini kalau cepat direalisasikan, cepat dibelanjakan, ini mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di daerah, hati-hati," ujarnya.

"Memang realisasi biasanya di akhir tahun, di Desember, tapi ini nggak. Kita bandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya ini sudah melompat tinggi sekali. Ini cost of money kayak gini, biaya uang itu gede banget. Kalau caranya kita enggak ngerti bahwa ini ada biayanya," ujarnya lagi.

Presiden pun mengungkapkan bahwa besaran realisasi belanja nasional lebih tinggi dibanding realisasi belanja daerah, yaitu 76 persen berbanding 62 persen.

"Ini sudah Desember lho, besok sudah Desember, hati-hati. Artinya, kita pontang-panting cari arus modal masuk, cari capital inflow lewat investasi, tetapi uang yang ada di kantong sendiri tidak diinvestasikan. Ini hati-hati, ini keliru besar ini, keliru besar," pungkasnya. (*1)



Ikuti LIPO Online di GoogleNews

Berita Lainnya

Index