Breaking News
Terkait DPT 2024, Bawaslu Inhil Pastikan 3 Komponen Ini | Siapa Inisial R?, Orang Kaya Baru Diduga Terlibat Kasus Dugaan Pencucian Uang Rafael Alun | 50 Hotspot Terpantau Dalam 3 Bulan, Polres Inhil Selidiki Penyebab Karlahut | Sekda Arfan: Kerjasama dan Koordinasi Diperlukan dalam Penanggulangan Karhutla | Pastikan Angka Stunting di Kabupaten, Alfedri Harap Kolaborasi Multi Pihak | Kasus Peredaran Narkoba, Terdakwa Teddy Minahasa Dituntut Hukuman Mati Jumat, 31 Maret 2023

 
Paparan Gas Beracun Berisi Sulfur, Bisa Sebabkan Kematian dan Kerusakan Paru Akut
Kamis, 16-03-2023 - 14:51:54 WIB
dr. Indi Esha Siregar, M.Si, Sp.P (K)/F: LIPO
Baca juga:
 
  • Paparan Gas Beracun Berisi Sulfur, Bisa Sebabkan Kematian dan Kerusakan Paru Akut
  •  

    LIPO - Insiden yang terjadi pada PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) di Pangkalan Kerinci, Pelalawan, Riau akibat kebocoran cerobong asap yang mengandung zat kimia belerang (sulfur) bisa menyebabkan kerusakan organ paru untuk jangka panjang. Tak hanya itu paling fatal mampu merenggut nyawa manusia jika melebihi batas ambang toleransi. 

     

    Insiden yang terjadi pada Minggu (19/2/2022) menyebabkan 37 karyawan terpapar gas beracun dan segera dilarikan ke Rumah Sakit Efarina. Korban mengalami pusing-pusing akibat aroma gas yang sangat pedih di tenggorokan hingga sampai mual-mual.

     

    Dalam insiden ini, terindikasi jika 37 karyawan terpapar gas berbahaya yakni zat kimia belerang (sulfur). Menurut dr. Indi Esha Siregar, M.Si, Sp.P (K), ketika dihubungi liputanoke.com mengatakan, bahwa gas sulfur ini memberi efek berbahaya untuk jangka panjang, terutama di organ pernapasan.

     

    "Dampak jangka panjang terhirup gas sulfur dengan konsentrasi melebihi nilai ambang batas akan meningkatkan risiko gangguan pernapasan seperti penyakit asma, PPOK hingga risiko kanker paru. Untuk jangka pendek akan menimbulkan iritasi pada mata, kulit dan sesak napas," jelasnya.

     

    Dokter Indi juga menjelaskan bahayanya paparan gas ini jika berada di ruangan tertutup, paling fatalnya adalah kematian. 

     

    "Dampak gas beracun dipengaruhi oleh seberapa besar nilai konsentrasi gas terhirup ke manusia dan faktor tempat kerja apakah di indoor dan outdoor. Beberapa kasus di indoor atau ruangan tertutup jika terhirup gas beracun dengan konsentrasi tinggi atau melebihi nilai ambang batas bisa menyebabkan kematian," ulasnya.

     

    Karena itu, jika tubuh sudah terpapar gas beracun ini terutama volume udara yang dihirup akan sangat berpengaruh kepada tubuh dan menimbulkan penyakit kronis. Ini yang harus diwaspadai untuk jangka panjang.

     

    "Adapun dampak gas beracun bagi tubuh tergantung nilai konsentrasi zat tersebut, jika melebihi standar dan terhirup terus menerus tanpa alat pelindung diri yang sesuai standar akan menimbulkan efek jangka panjang penyakit kronis seperti asma, ppok hingga kanker paru," ulasnya lagi. 

     

    Sementara itu, dokter Indi juga menjelaskan jika sudah terpapar gas yang mengandung sulfur ini membutuhkan pemulihan terutama untuk menghindari kerusakan yang parah pada organ paru-paru pasien yang sudah terkontaminasi gas beracun ini. 

     

    "Jika sudah terjadi kerusakan paru akibat terpajan gas polutan yang dapat dilakukan untuk pemulihan berupa pengobatan dan rehabilitasi untuk meningkatkan fungsi paru serta kualitas hidup," ulasnya.

     

    Sementara itu dari hasil investigasi yang dilakukan oleh Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Provinsi Riau telah menurunkan tim investigasi untuk menyelidiki dugaan kebocoran gas belerang (sulfur) di PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) Pangkalan Kerinci, Pelalawan, Riau, Minggu (19/2/2023).

     

    Kabid Pengawasan Disnakertrans Riau, Rival Lino mengatakan, keracunan itu disebabkan bukan karena kebocoran gas sebagaimana diberitakan. Namun, adanya startup mesin baru yang mengeluarkan asap dari cerobongnya.

     

    "Asap itu terbawa angin dari cerobongnya untuk pembakaran sulfur, maka terpapar ke karyawan kontraktor," ujar Rival Lino, Senin (20/2/2023).

     

    Informasi yang beredar, petugas Safety Man PT MSM, Dicky Anggara. Disebut kalau kejadian berlangsung di BM#1, IRS, Folio Shieter dan APW pada Minggu pagi. Saat itu karyawan MSM sedang melakukan aktifitas Tool Box Meeting (TBM), tiba tiba mereka merasakan aroma bau yang tidak sedap.

     

    "Tim HSE segera menginstruksikan dan merapat ke jalur evakuasi sebelah utara," ungkapnya. (*16) 




     
    Berita Lainnya :
  • Terkait DPT 2024, Bawaslu Inhil Pastikan 3 Komponen Ini
  • Siapa Inisial R?, Orang Kaya Baru Diduga Terlibat Kasus Dugaan Pencucian Uang Rafael Alun
  • 50 Hotspot Terpantau Dalam 3 Bulan, Polres Inhil Selidiki Penyebab Karlahut
  • Sekda Arfan: Kerjasama dan Koordinasi Diperlukan dalam Penanggulangan Karhutla
  • Kasus Peredaran Narkoba, Terdakwa Teddy Minahasa Dituntut Hukuman Mati
  •  
    Komentar Anda :

     

     

    Liputanoke.com adalah Situs berita riau terkini, media online yang melayani informasi dan berita dengan mengutamakan kecepatan serta kedalaman informasi. Portal berita ini selama 24 jam dalam sepekan selalu update, dan secara kreatif mengawinkan teks, foto, video dan suara dan kami fokus pada pembaca di Indonesia dan Riau khususnya, baik yang berada di tanah air maupun yang tinggal di luar negeri. Selengkapnya

     
    Quick Links
     
    + Home
    + Redaksi
    + Disclaimer
    + Pedoman Berita Siber
    + Tentang Kami
    + Info Iklan
     
    Kanal
     
    + Nasional
    + Daerah
    + Politik
    + Hukrim
    + Ekonomi
    + Otomotif
    + Sport
    + Internasional
    + Opini
    + Indeks
     
     

    Alamat Kantor/Redaksi

     
    PT. Mentari Kreasi Media
    Jl. Tengku Bey, Maya Graha
    Simpang Tiga, Bukitraya
    Pekanbaru Riau

    Hotline :


    08126891040 - 08127549754
    Email: liputanoke@yahoo.com
    www.liputanoke.com
     
    Copyright © 2023 liputanoke.com, all rights reserved