Mahfud MD Figur yang Dirindukan Rakyat, Sulit Masuk dalam Arena Politik Pragmatis

Mahfud MD Figur yang Dirindukan Rakyat, Sulit Masuk dalam Arena Politik Pragmatis
Menkopolhukam, Mahfud MD/F: int

LIPO - Dikenal lantang berbicara mengenai hukum dan politik, sosok Mahfud MD memiliki pamor yang cukup diperhitungkan. 

Nama Menkopolhukam ini melambung saat negara dihadapkan pada kasus-kasus besar seperti pembunuhan Joshua anggota polisi berhadapan dengan Ferdy Sambo, kemudian kasus di Menkeu yang dinilai  ada aliran dana hingga ratusan triliun.

Mahfud seperti menjawab kehausan publik tentang tokoh yang idealis dan berani menghadapi sistem pemerintahan yang corrupt dan dikenal paling vokal. 

Seolah tak ada yang ditakutinya. Kekuatan Mahfud yang sarat pengalaman baik sebagai praktisi hukum dengan gelar Profesor dan juga pengalamannya yang sudah tinggi di pemerintahan.

Dalam bursa cawapres 2024, Mahfud MD juga menjadi bidikan dari parpol. Meski di Pilpres 2019 sempat kena 'PHP' Jokowi yang ingin memilihnya sebagai cawapres tapi kemudian gagal. Pilpres kali ini dianggap sebagai momentum terbaik bagi Mahfud.

Menurut pengamat politik Efriza dari Citra Institute kepada liputanoke.com mengatakan, kans Mahfud kali ini sangat bagus.

"Mahfud MD saat ini peluangnya lebih bagus sebagai cawapres dibandingkan Pilpres 2019 lalu. Ia diperhitungkan oleh tiga capres saat ini, hanya Mahfud menolak jika dipasangkan dengan Anies Baswedan, alasannya tentu karena Mahfud MD bagian dari pemerintah, ia juga termasuk menteri-menteri kepercayaan Presiden Jokowi," jelas Efriza, Rabu (14/6/2023). 

Sayangnya Efriza melihat jika berpasangan dengan Ganjar, pamor  Ganjar justru akan redup karena kalah bintang. Mahfud akan menjadi cawapres tapi rasa capres. Tentunya kubu Ganjar keberatan akan hal ini. 

"Namun di antara Prabowo dan Ganjar, tampaknya dari kubu Ganjar yang terlihat kurang sreg dan serius jika cawapresnya Mahfud MD sebab akan terjadi cawapresnya lebih dianggap sebagai capres. Contoh ketika SBY dengan JK banyak tokoh-tokoh nasional menganggap JK adalah the real presiden," terangnya. 

Untuk kans Mahfud menjadi cawapres Prabowo tentunya juga berat karena harus berhadapan dengan Muhaimin Iskandar rekan satu koalisi KKIR. Karena Cak Imin pernah bermanuver membuat Mahfud gagal jadi cawapres Jokowi.

"Sedangkan, dari sisi Prabowo sepertinya ia menimang-nimang dengan seksama respons dari Cak Imin, tampaknya Muhaimin Iskandar yang jadi kendalanya, ia tidak berkenaan jika Mahfud MD sebagai cawapres. Pilpres 2019 lalu saja, Muhaimin dianggap yang melakukan intrik menggagalkan Mahfud MD dan lebih memajukan Maruf Amin sebagai cawapres pendamping Jokowi," ulas Efriza.

Sehingga meski ditolak persepsi ini tapi asumsi dipublik meyakinkan Muhaimin turut menggugurkan kans Mahfud MD sebagai cawapres pendamping Jokowi di Pilpres 2019 lalu. 

Menilik isu Mahfud kena PHP di last minute, Efriza melihat karena intervensi politik yang cukup kuat saat itu.

"Sebenarnya Mahfud MD bukan di PHP tetapi terjadinya intrik politik di dalam koalisi yang lebih memilih Ma'ruf Amin," tukasnya. 

Namun, keberanian Mahfud dianggap blunder bagi parpol karena dianggap membahayakan dengan trend politik pragmatis sulit untuk kooperatif di kemudian hari.

"Saat ini nama Mahfud MD malah lebih kinclong, tapi lagi-lagi diyakini partai-partai enggan memajukan Mahfud MD. Sebab ia adalah sosok pemberani, ia tak terbebani dengan riuh-rendah partai politik, di sinilah partai-partai khawatir Mahfud yang berani, pintar, vokal, cerdas, dan tak takut bicara kebenaran, tentunya figur ini dianggap kaku, akan merepotkan bagi iklim politik yang pragmatis," ungkap dosen Ilmu Politik ini. 

Tentu saja, ia yang aktif berpolitik tapi tak berpartai akan menyebalkan, sebab pemerintah sulit untuk dirapuhkan untuk mengikuti keinginan kepentingan dari politisi-politisi pragmatis. 

Sedangkan capres umumnya berbicara untuk kepentingan kelompok dan golongannya, beda dengan Mahfud yang akan mengedepankan berbicara untuk masyarakat karena ia tak bias kepentingan, apalagi pragmatis.

Mahfud itu layak memimpin republik ini sebagai cawapres. Ia punya bekal di eksekutif, legislatif, dan yudikatif, serta ia amat diakui kepakaran dan pemikirannya mengenai hukum tata negara maupun sumbangsih pemikirannya untuk negara. 

Ia malah sosok yang lebih baik daripada AHY, yang dianggap tak punya pengalaman memerintah, maupun Sandiaga Uno yang bersifat pragmatis semata sama dengan Erick Thohir yang masih diragukan akan bisa memberikan sumbangsih pemikiran ketika berbicara sebagai cawapres.

Mahfud sebuah pencarian sosok yang dirindukan. Sosok cawapres yang cerdas, yang bukan 'ban serep,' ia juga bukan sosok seperti cawapres yang sekarang cenderung pasif seperti Ma'ruf Amin. Ia memungkinkan seperti JK yang mengimbangi dan bersumbangsih pemikiran untuk SBY kala memerintah. 

"Bahkan, ia memungkinkan lebih hebat dari JK sebab sosok dirinya mengingatkan publik seperti Wapres RI-1  Mohammad Hatta, ia punya sumbangsih pemikiran yang terbaik, bahkan ditunggu oleh publik, sehingga pemerintah bisa berjalan dengan lebih baik," terangnya.

Saat ini sosok Mahfud diperhitungkan. Jika Prabowo maupun Ganjar yang terpilih, ia diperhitungkan berpotensi besar sebagai menteri. Pengalaman, kecerdasan, keilmuan, dan kevokalan serta ilmunya amat dibutuhkan oleh siapapun presidennya.

"Hanya saja rasanya Anies Baswedan andai terpilih belum tentu diterima tawarannya menjadikan Mahfud MD sebagai menteri kecuali jika kabinet itu sudah mengalami reshuffle, maka kabinet Anies kedepannya bisa jadi ada Mahfud MD ke depannya, sebab Mahfud tidak akan ada beban lagi atas pemerintahan sekarang ini," pungkasnya. 

Jadi sosok Mahfud masuk dalam jajaran seperti Sri Mulyani tempo lalu, siapapun capresnya Sri Mulyani menteri keuangannya. Diyakini sosok Mahfud tak akan dibiarkan hanya sebagai dosen atau pengajar semata, sumbangsihnya ditunggu oleh bangsa dan negara kita. (*16

 

Ikuti LIPO Online di GoogleNews

Berita Lainnya

Index