Pacu Jalur 2023 Antara Pujian dan Kritikan, Datuk Bisai: Saya Yakin Bupati Kuansing Mampu Wujudkan Rencana Besar Itu

Pacu Jalur 2023 Antara Pujian dan Kritikan, Datuk Bisai: Saya Yakin Bupati Kuansing Mampu Wujudkan Rencana Besar Itu
Ilustrasi-Pacu Jalur/F: oriphoto/ist

LIPO - Festival Budaya Pacu Jalur 2023 di Tepian Narosa, Teluk Kuantan, Kabupaten, Kuansing, Riau, sukses dilaksanakan. 

Setidaknya dapat dilihat dengan membludaknya pengunjung dan sejumlah rangkaian acara hingga di malam puncak penutupan berjalan dengan lancar tanpa ada hambatan. 

Besarnya animo masyarakat baik dari dalam daerah maupun luar daerah tumpah ruah di sepanjang Tepian paling bergengsi, Tepian Narosa, pertanda Pemerintah Kabupaten Kuansing melalui Panitia Pelaksana berhasil mengemas dan mempromosikan event Pacu Jalur ini. 

Meskipun secara umum dinilai berhasil, Pemerintah Kabupaten Kuansing dipandang perlu melakukan perbaikan-perbaikan demi kemajuan festival budaya pacu jalur kedepannya. 

Dari catatan liputanoke.com, paling tidak ditemukan beberapa persoalan yang menjadi keluhan dan menjadi kritikan masyarakat selama perhelatan pacu jalur di Teluk Kuantan. 

Tempat Menonton dan Parkir

Tempat menonton bagi pengunjung paling banyak disorot masyarakat. Bukan hanya persoalan tempat, tetapi juga tarif tribun yang tidak mengikuti ketentuan. 

Meskipun Pemerintah Kuansing telah mengeluarkan ketentuan ambang batas atas tarif masuk tribun dan parkir, sejumlah oknum pengelola tribun dan parkir tetap membandel, dan pihak penyelenggara tidak mampu menertibkan. 

Persoalan Tribun penonton dan parkir ini pun juga menjadi perhatian salah satu tokoh Kuansing, Assoc. Prof. Dr. H. Edyanus Herman Halim, SE., MS. Ia menyarankan Pemkab Kuansing membagun tribun permanen untuk penonton di sepanjang tepian narosa. 

"Agar lebih tertata dan bisa menghasilkan pendapatan bagi daerah, ada baiknya tribun dibangun oleh Pemkab di sepanjang Tepian Narosa dengan budget sharing dengan pemerintah pusat. Nilai Budaya nya tetap dapat nilai dari wisata juga dapat. Dulu zaman Belanda dibangun tangga batu, gunanya untuk menonton," kata Edyanus kepada liputanoke.com pada Selasa (29/08/23). 

Untuk diketahui, dari penelusuran liputanoke.com, Pemkab Kuansing tidak mengenakan pajak tribun. Hal itu turut dibenarkan Bupati Kuansing, Suhardiman Amby, dengan alasan belum adanya Perda yang mengatur. 

"Perda nya belum rampung, masih dibahas di DPRD," jelas Suhardiman Amby. 

Demikian juga dengan persoalan parkir yang selalu jadi momok bagi para pengunjung setiap tahunnya. 

"Soal parkir tentu ada baiknya ditata kembali oleh Pemkab. Parkir juga menjadi persoalan krusial, baik dari tarifnya hingga keamanan kendaraan," kata Edyanus. 

Wacana yang disampaikan Edyanus sealur dengan pernyataan yang disampaikan Ketua Pelaksana Pacu Jalur Teluk Kuantan, Aherson. Ia mengatakan, Pemkab berencana membangun tribun dengan menggunakan dana APBN. 

"Rencana ke depan kita mau membangun tribun dengan dana pemerintah," ucap Aherson, saat liputanoke.com menyampaikan keluhan masyarakat. 

Akomodasi Penginapan

Penginapan menjadi pertimbangan setiap orang bila melakukan perjalanan, terutama dalam berwisata. 

Terkait hal ini menurut Edyanus, meskipun pemerintah merencanakan membangun sejumlah penginapan dan kawasan camping ground, Pemkab Kuansing diharapkan juga mendorong masyarakat menangkap peluang ini agar bisa menjadi pemasukan bagi keluarga. 

"Ini sebenarnya salah satu peluang yang bisa diambil masyarakat. Bagi masyarakat yang memiliki rumah mungkin bisa satu kamar di jadikan homestay bagi pengunjung. Dengan catatan standar kenyamanan tetap diperhatikan," kata Edyanus. 

Potensi Kuliner

Menurut dosen yang biasa disapa Datuk Bisai ini, banyak potensi di Kuansing yang bisa dikemas dengan menarik sehingga pengunjung tidak hanya mengenal dengan budaya pacu jalurnya saja. Ada keunikan lain yang masih banyak dimiliki.

"Kuliner misalnya. Pemerintah bisa mendorong standarisasi kuliner ciri khas Kuansing dan ikut mempromosikannya saat event pacu jalur. Mungkin orang belum kenal paniaram, puti mandi, sarikayo, delima, dan sate toge misalnya. Tapi harus ada standarisasi, bentuknya  rasanya, kemasannya. Nanti bisa bisa dipromosikan bersama dan dipasarkan bersama. Saya meyakini Bupati Kuansing Suhardiman Amby mampu melakukan rencana besar itu," pungkas Edyanus. (*1) 

Ikuti LIPO Online di GoogleNews

#Pacu Jalur

Index

Berita Lainnya

Index