PEKANBARU, LIPO -Pleno hari kedua KPU Riau yang digelar di Hotel Aryaduta dihujani protes dari saksi hingga calon anggota DPD RI, Jumat 8 Maret 2024.
Pasalnya, para saksi dan calon DPD RI ini menilai ada dugaan kecurangan yang terjadi seperti Kabupaten Inhil, dan Rohil.
Berdasarkan pantauan liputanoke.com, saat rekapitulasi itu ada beberapa calon DPD RI yang mempertanyakan hasil rekapitulasi yang dibacakan KPU dengan hasil yang diperolehnya berbeda.
Caleg DPD RI Alpasirin misalnya yang hadir dalam pleno tersebut mengatakan, menolak hasil rekapitulasi penghitungan KPU dengan alasan ditemukannya pemalsuan tandatangan yang diduga dilakukan oleh penyelenggara pemilu di dokumen C1 hasil.
"Di Rohil tanda tangan dipalsukan bagaimana saya menerima rekapitulasi ini," ujar Alpasirin.
Hal yang sama juga disampaikan calon DPD RI Edwin Pratama yang menyampaikan, bahwa pihaknya menemukan 160 dokumen C1 hasil di Rohil yang sudah ditandatangan yang tidak tahu siapa orangnya.
"Kami bukan menuduh ketua dan komisioner lainnya. Tapi kita mencari kebenaran dan prosedurnya benar siapa yang mendatangani ini," ujarnya.
Edwin juga meminta KPU bisa menampilkan data C1 hasil yang didapat secara manual. Karena dirinya tidak percaya dengan sirekap KPU.
"Saya meminta bukti kecurangan yang saya miliki bisa diuji secara manual oleh KPU tidak digital. Karena digital yang di upload di sirekap tidak bisa menjamin," kata Edwin sambil mengangkat bukti dokumen C1 yang ditanda tangani satu orang.
Hingga berita ini diturunkan rekapitulasi penghitungan suara pemilu 2024 KPU Riau masih berlangsung. Rekapitulasi ini sudah memasuki penghitungan suara calon DPD RI.
Rapat rekapitulasi ini dipimpin langsung oleh ketua KPU Riau Rusidi Rusdan yang dihadiri 3 komisioner lainya.(***)