Siak, LIPO-Dalam upaya menjaga dan melestarikan kekayaan budaya lokal, khususnya bahasa Melayu Riau, Balai Bahasa Provinsi Riau bersama pemerintah Kabupaten Siak menggelar Bimbingan Teknis (Bimtek) Guru Utama Revitalisasi Bahasa Daerah (RBD) Bahasa Melayu Riau.
Kegiatan ini berlangsung selama tiga hari, 28–30 Juli 2025, bertempat di aula SMP Negeri 1 Siak.
Acara secara resmi dibuka oleh Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Siak, Fakhrurrozi, M.Pd., yang menekankan pentingnya pembelajaran dan pelestarian bahasa daerah, khususnya Bahasa Melayu Riau, sebagai bagian tak terpisahkan dari identitas budaya masyarakat Siak.
“Seharusnya semua sekolah di Siak sudah mengajarkan mata pelajaran Budaya Melayu Siak. Ini bukan hanya tentang mengenal budaya, tetapi juga upaya konkret pelestarian warisan leluhur, termasuk aksara Arab Melayu,” ujar Fakhrurrozi dalam sambutannya.

Ia juga menyampaikan bahwa Kabupaten Siak telah memiliki Peraturan Daerah (Perda) sejak tahun 2015 yang mewajibkan penerapan mata pelajaran muatan lokal Budaya Melayu Siak di seluruh jenjang pendidikan.
- Baca Juga Siak Bertekad Juara di FTBI Provinsi
Dengan adanya kegiatan Bimtek ini, ia berharap para guru utama mampu menjadi penggerak utama dalam mengimplementasikan hasil pelatihan ke dalam pembelajaran di sekolah.
.jpg)
Bimtek yang diikuti oleh 60 peserta, terdiri atas kepala sekolah dan guru SD serta SMP se-Kabupaten Siak ini, bertujuan untuk meningkatkan kapasitas tenaga pendidik dalam mengajarkan bahasa dan budaya Melayu secara lebih kreatif dan menyenangkan.
Kegiatan ini menjadi bagian dari program besar Revitalisasi Bahasa Daerah yang diselenggarakan oleh Balai Bahasa Provinsi Riau, di bawah naungan Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah.
Kepala Balai Bahasa Provinsi Riau, Dr. Umi Kulsum, dalam paparannya menyampaikan bahwa pelestarian bahasa daerah tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, tetapi juga seluruh elemen masyarakat, khususnya pendidik.

“Bahasa adalah identitas budaya. Melalui Revitalisasi Bahasa Daerah ini, kami mendorong para guru untuk mengembangkan pembelajaran bersastra di sekolah. Bisa melalui puisi, cerpen, pidato, komedi tunggal, mendongeng, bersyair, hingga menulis dalam Arab Melayu,” jelasnya.
Pengimbasan
Sebagai tindak lanjut dari program RBD ini, para peserta diharapkan dapat menularkan atau mengimbaskan ilmu dan keterampilan yang didapat kepada siswa maupun guru lainnya.

Selain itu, kegiatan ini juga akan bermuara pada pelaksanaan Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) yang akan digelar di tingkat kabupaten, provinsi, hingga nasional.
Tahun 2025, program RBD diselenggarakan di empat wilayah di Provinsi Riau, yaitu Kabupaten Siak, Bengkalis, Rokan Hilir, dan Rokan Hulu. Pelaksanaan program ini sejalan dengan visi dan misi Kabupaten Siak sebagai pusat budaya Melayu di Indonesia.
Kegiatan Bimtek ini diharapkan mampu menjadi fondasi kuat dalam upaya pelestarian bahasa Melayu Riau di lingkungan pendidikan, serta memperkuat jati diri budaya lokal dalam kehidupan generasi muda di masa depan. (rls/***)