PEKANBARU, LIPO - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Riau mencatat Indeks Harga Konsumen (IHK) pada Agustus 2025 berada di level 109,95. Angka ini menunjukkan terjadinya inflasi year-on-year (y-on-y) atau dibandingkan Agustus 2024 sebesar 3,58 persen.
Secara geografis, inflasi tidak merata di seluruh wilayah. Tembilahan menjadi wilayah dengan inflasi tertinggi, yakni sebesar 4,46% (IHK 109,28). Sementara itu, Kota Pekanbaru justru mencatat inflasi terendah sebesar 3,34% dengan IHK 109,36.
Kepala BPS Provinsi Riau, Asep Riyadi, menjelaskan bahwa inflasi ini terutama didorong oleh kenaikan harga pada delapan dari sebelas kelompok pengeluaran.
“Kenaikan harga terjadi pada delapan kelompok pengeluaran. Kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya menjadi penyumbang inflasi tertinggi dengan kenaikan 9,50 persen,” ujar Asep Riyadi, Senin 1 September 2025.
Kelompok dengan kenaikan signifikan lainnya adalah kelompok makanan, minuman, dan tembakau (6,42%) dan kelompok pendidikan (4,57%). Kelompok pengeluaran lain yang mengalami inflasi adalah penyediaan makanan dan minuman/restoran (2,91%), kesehatan (2,39%), pakaian dan alas kaki (2,13%), perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga (0,88%), serta transportasi (0,68%).
Di sisi lain, tiga kelompok pengeluaran justru mengalami penurunan harga atau deflasi. Deflasi terbesar terjadi pada kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,74%. Diikuti oleh kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya (deflasi 0,31%) serta informasi, komunikasi, dan jasa keuangan (deflasi 0,23%).
Selain inflasi tahunan, BPS juga mencatat perkembangan inflasi dalam periode lebih pendek. Secara bulanan (month-to-month), Riau mengalami inflasi sebesar 0,85 persen pada Agustus 2025 dibandingkan Juli 2025. Sementara itu, secara akumulatif dari Januari hingga Agustus 2025 (year-to-date), inflasi yang terjadi sebesar 2,78 persen.*****
GoogleNews
