Polda Riau Siagakan 940 Personel Pengamanan Natal dan Tahun Baru

Polda Riau Siagakan 940 Personel Pengamanan Natal dan Tahun Baru
Kapolda Riau Inspektur Jenderal Polisi Widodo Eko Prihastopo/int
Pekanbaru, LIPO - Kepolisian Daerah Riau menyiagakan 940 personel untuk pengamanan perayaan Natal dan tahun baru melalui Operasi Lilin Muara Takus 2018 selama 10 hari sejak 23 Desember hingga 1 Januari 2019.

"Kita libatkan 940 personel yang dilaksanakan di seluruh wilayah Polda Riau," kata Kapolda Riau Inspektur Jenderal Polisi Widodo Eko Prihastopo di Pekanbaru, Jumat.

Ia menjelaskan dalam operasi Lilin Muara Takus 2018 ini, jajarannya turut mendirikan 40 pos pengamanan dan 16 pos pelayanan. Kegiatan utama dalam pengamanan perayaan Natal dan tahun baru, lanjutnya, akan dimulai pada 24 Desember, saat umat Nasrani menggelar misa Natal.

Menurut dia, fokus kepolisian dalam Operasi Lilin Muara Takus tahun ini adalah antisipasi terorisme. "Kita waspadai aksi-aksi teroris. Kita ingat tahun 2.000 pengalaman pengeboman," ujarnya.

Namun, ia menegaskan, bahwa Provinsi Riau sangat kondusif dalam beberapa tahun terakhir, sehingga  tidak perlu ada kekhawatiran.

Meski begitu, Widodo kembali menegaskan bahwa jajarannya akan terus meningkatkan pengawasan dan pengamanan, baik itu operasi terbuka maupun "silent" sebagai upaya menjaga keamanan masyarakat.

Widodo mengatakan tim Satgas Antiteror Polda Riau bersama dengan Densus 88 Antiteror juga siap siaga menjamin keamanan, terutama menjelang Natal dan tahun baru.

Bahkan, kata dia,  tiga terduga teroris berhasil ditangkap di wilayah itu menjelang perayaan Natal dan tahun baru.

"Ada tiga yang ditangkap kemarin di sini, dan masih ada yang terus kita amati," ujarnya.

Namun Widodo tidak menjelaskan secara rinci identitas ketiga terduga teroris tersebut, termasuk lokasi penangkapannya. "Saya tidak bisa sampaikan di sini. Cukup ini saja informasinya. Intinya kita  melindungi masyarakat luas," katanya.

Meski begitu, Widodo  mengatakan bahwa ketiga terduga teroris yang ditangkap pada November 2018 tersebut terkait dengan sejumlah aksi teror yang beberapa kali terjadi di wilayah Indonesia.

"Ada kaitannya semua, dengan Surabaya juga. Tapi soal JAD (jamaah ansharut daulah), JAT (jamaah ansharut tauhid), tidak akan saya sebutkan di sini," ujarnya.

Aksi terorisme sebelumnya juga pernah terjadi pada Mei 2018 lalu. Saat itu, empat terduga teroris secara membabi buta menyerang Markas Polda Riau, Rabu pagi (16/5). Seorang anggota polisi gugur, sementara sejumlah lainnya mengalami luka-luka.

Sementara itu, empat terduga teroris mati ditembak usai melakukan teror yang turut melukai dua wartawan televisi nasional.

Usai menyerang Mapolda Riau, jajaran Densus 88 AT dan Satgas Antiteror terus bergerak mengejar sel-sel teroris lainnya di Riau. Sejumlah pelaku teror berhasil dibekuk, seperti di wilayah Rupat, Dumai hingga Kampar.

Selain itu, Polda Riau dan jajaran juga menangkap tiga terduga teroris di wilayah kampus Universitas Riau. Dari penangkapan terakhir ini, Polda Riau menyita sejumlah bahan peledak serta busur panah.(lipo*3/ant)

Ikuti LIPO Online di GoogleNews

Berita Lainnya

Index