Israel Hancurkan Rumah Sakit Terbesar di Gaza, Kondisi Korban Kian Memburuk

Israel Hancurkan Rumah Sakit Terbesar di Gaza, Kondisi Korban Kian Memburuk
Kondisi rumah sakit Al-Shifa setelah serangan terakhir israel, Selasa (02/04/2024)/F: int

LIPO - Tentara Israel telah mundur dari Rumah Sakit Al-Shifa dan sekitarnya di Barat Kota Gaza pada Senin (01/04/24) pagi, meninggalkan korban jiwa dan kerusakan parah di wilayah tersebut.

Saksi mata melaporkan bahwa tentara Israel membakar semua bangunan di rumah sakit, sehingga mengakibatkan pelayanan berhenti total.

Pasukan Israel juga menghancurkan gedung-gedung penting seperti gedung bedah, resepsi utama, dan gedung darurat. Fasilitas medis vital seperti bangsal ginjal, kamar mayat, serta fasilitas kanker dan luka bakar juga menjadi sasaran, dengan bangunan klinik rawat jalan juga hancur.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), rumah sakit yang dulunya merupakan pusat perawatan dengan 750 tempat tidur, sekarang tidak dapat lagi berfungsi sama sekali. Serangan Israel dalam dua pekan terakhir telah memporak-porandakan fasilitas medis terbesar di Gaza.

"Para direktur mengatakan kepada kami bahwa Rumah Sakit Al-Shifa sudah 'hancur'. Rumah sakit itu sudah tidak dapat lagi berfungsi sama sekali," kata Juru Bicara WHO Margaret Harris kepada para jurnalis dalam sebuah taklimat mingguan PBB di Jenewa.

Pengepungan tersebut telah menewaskan setidaknya 21 pasien. Meski WHO telah berusaha untuk mengirim bantuan ke rumah sakit dan fasilitas kesehatan terakhir di Gaza utara, upaya mereka terhambat oleh penolakan dari pihak berwenang Israel.

Dampaknya sangat terasa di tengah kondisi kesehatan yang memburuk di Gaza, dengan ribuan pasien dan pengungsi yang menjadi korban.

Bahkan menurut Kepala Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Dr. Tedros Adhanom Ghebreyesus, mengatakan, ada 107 pasien yang berada di bangunan yang tidak memadai, di dalam kompleks rumah sakit, yang kekurangan dukungan kesehatan, perawatan medis, dan persediaan yang diperlukan.

Sedangkan pasien telah dipindahkan beberapa kali di dalam kompleks rumah sakit sejak pengepungan dimulai.

Di antara pasien ada 4 anak dan 28 pasien kritis yang kekurangan sarana perawatan yang diperlukan, tidak ada popok, kantong urin, atau air untuk membersihkan luka. Banyak yang memiliki luka yang terinfeksi dan mengalami dehidrasi.

"Makanan sangat terbatas, ini berpotensi mengancam jiwa bagi pasien diabetes yang kondisinya semakin memburuk," tulisnya di akun X Senin (01/04/2024) lalu.*****
 

Ikuti LIPO Online di GoogleNews

#Perang

Index

Berita Lainnya

Index